Akhir-akhir ini istilah financial
freedom atau kebebasan finansial menjadi salah satu topik yang banyak
diminati, terutama oleh kaum muda yang berusia di kisaran 30an. Kepopuleran
istilah ini mendatangkan pundi-pundi uang bagi sebagian orang, seiring
munculnya profesi sebagai financial
planner. Kalau selama ini pengaturan keuangan menjadi sesuatu yang biasa dilakukan
di lingkungan professional, baik di perusahaan maupun di kalangan enterpreuneur, namun saat ini trendnya
bergeser ke lingkungan yang lebih kecil yakni individu atau keluarga.
Sebetulnya fenomena apakah ini? Tentunya ada banyak faktor
yang melatarbelakangi munculnya tren ini di kalangan generasi muda. Misalnya
saja faktor informasi yang semakin mudah didapatkan, seiring dengan
perkembangan teknologi yang memudahkan orang untuk mengakses segala informasi
yang dibutuhkan. Dan tentu saja faktor pendorong utamanya adalah kesadaran dari
generasi ini untuk mulai menata keuangan, mengingat lonjakan biaya hidup yang
kian terasa. Mulai dari kebutuhan sehari-hari, lifestyle, hingga biaya sekolah anak yang nilainya semakin
fantastis. Faktor-faktor inilah yang memaksa sebagian besar orang untuk mulai
melek informasi mengenai bagaimana menata keuangan secara tepat.
Inti dari financial
planning ini sebetulnya adalah menabung, namun bukan seberapa besar yang
bisa kita tabung melainkan berapa prosentase maksimal dari pendapatan kita yang
bisa ditabung. Misalnya, jika ada dua orang yang menabung, A dan B, sama-sama
menabung sejumlah satu juta rupiah per bulan. Si A mempunyai penghasilan
sepuluh juta rupiah, dan si B mempunyai penghasilan setengah dari A atau
sejumlah lima juta rupiah. Tentu saja makna satu juta rupiah ini akan menjadi sesuatu
yang berbeda bagi keduanya, karena si A ternyata hanya bisa menyisihkan sepuluh
persen dari penghasilannya untuk ditabung. Sedangkan si B, ternyata ia berhasil
menabung sejumlah dua puluh persen dari penghasilan yang didapatkannya. Jadi
bukan berapa jumlah uangnya, namun prosentasenya itulah yang dilihat, karena
masing-masing orang punya tujuan finansial yang berbeda. Pendapat dari beberapa
financial planner terkemuka, ukuran
bagi pemula dikatakan cukup baik jika kita bisa menyisihkan sejumlah sepuluh
persen dari pendapatan yang diterima untuk ditabung. Diharapkan konsistensi ini
terus ditingkatkan hingga kita bisa menyisihkan paling tidak tiga puluh persen
dari pendapatan yang kita terima.
Poin yang kedua adalah bagaimana menginvestasikan uang yang
ditabung tersebut sehingga nilainya bertambah. Caranya bisa bermacam-macam,
bisa dengan menabung dengan emas, membeli reksadana atau saham, membuka usaha
dan lain-lain. Nah, untuk poin yang kedua inilah yang menjadi keahlian para financial planner untuk meramu racikan
investasi yang tepat sesuai dengan tujuan dan profil dari masing-masing
individu. Kalau kita tidak mau repot, silahkan untuk menggunakan jasa mereka,
dan Anda pun bisa sambil belajar dari mereka. Rencana keuangan Anda dibantu
oleh mereka sembari Anda belajar tips dan trik langsung dari ahlinya. Tapi, kalau
Anda mau untuk belajar, bisa kok dipelajari. Silahkan untuk mengikuti twit atau
membuka web para financial planner yang
kondang seperti Ligwina Hananto atau Safir Senduk, dan lain-lain.
Ingat, dalam menggunakan uang
harus hati-hati jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Salam financial freedom!
0 comments:
Post a Comment