Breaking News
Loading...
28.12.14

Yuk Backpackeran dengan si Kecil!

12/28/2014 11:20:00 PM
Banyak saya lihat di sekitar saya (dan barangkali juga teman-teman temui juga), pasangan yang telah memiliki anak mengurangi frekuensinya untuk bepergian setelah si kecil lahir. Alasannya tentu saja karena tidak mudah untuk mengajak si kecil mengikuti style atau gaya bepergian kita. Apalagi jika kita ingin bepergian secara hemat ala backpacker. Sebetulnya bisa kok kita siasati atau kita cari titik temu yang pas untuk bisa mengakomodir keinginan kita dengan kebutuhan si kecil.

Yang pertama kali mesti dipertimbangkan adalah usia si kecil. Sebetulnya tidak ada pakem yang pasti mulai usia berapa si kecil bisa diajak bepergian. Ada yang menyarankan kalau untuk bepergian, sebaiknya dimulai setelah si kecil mendapatkan imunisasi lengkap, saat usianya sekitar satu tahun. Alasannya tentu saja, kalau imunisasi sudah lengkap, kemungkinan si kecil terpapar resiko penyakit akan menurun. Alasan ini tidak bisa kita abaikan, karena memang ketika bepergian maka si kecil akan menghadapi situasi dan lingkungan yang berbeda. Nah disinilah peran si imunisasi, sebagai proteksi kesehatan untuk si kecil. Kalau mengikuti paham ini, silahkan untuk memulai mengajak si kecil bepergian setelah usianya sekitar setahun ya papa mama :). Ada juga yang berpendapat lebih memudahkan untuk mengajak anaknya mulai bepergian ketika si anak masih full menyusui. Alasannya adalah untuk kepraktisan, karena si kecil masih minum asi dan belum memulai masa mpasi-nya. Nah, kalau menurut saya, paling pas dimulai pertama kali sebelum si kecil berusia dua tahun. Alasan saya, karena setelah berusia dua tahun, tarif tiket buat si kecil akan disamakan dengan orang dewasa. Sebagian maskapai penerbangan, termasuk juga kereta api memberlakukan ketentuan ini. Khusus untuk anak berusia di bawah dua tahun, akan dikategorikan sebagai infant, yang tiketnya berharga sekitar sepuluh persen dari tiket orang dewasa. Coba papa mama cek lagi kebijakan ini ya, karena ada juga maskapai penerbangan yang memberlakukan tiket diskon ini untuk anak usia dibawah dua belas atau sepuluh tahun. Ini tips hemat pertama, ajak si kecil untuk bepergian sebelum usianya dua tahun. Tentunya dari akan menekan cost budget dari sisi harga tiket. Kalau kita merasa yakin, minimal saat anak berusia tiga bulan, si kecil sudah cukup kuat untuk diajak bepergian dengan jarak yang lumayan jauh. Kenapa dipilih saat usia tiga bulan? Karena dengan style backpacker si kecil akan lebih banyak digendong ketimbang di taruh di mobil atau stroler. Jadi kalau usianya sudah tiga bulan, si kecil sudah bisa digendong dengan lebih mudah.

Kedua, soal tujuan atau tempat yang ingin dituju. Sebaiknya, bagi yang pertama kali bepergian ala backpacker dengan si kecil, perlu mempertimbangkan kota atau negara tujuan termasuk kemudahan mode transportasinya. Untuk pengalaman pertama, cukup dengan mengunjungi 1 atau 2 negara atau tidak lebih dari 5 kota. Dari sisi orang tua, kita masih dalam tahap adaptasi dengan adanya si kecil dan juga jika terlaalu banyak tujuan yang dikunjungi akan sangat melelahkan buat si kecil. Pastikan juga mode transportasinya mudah dan nyaman, misalnya dengan menggunakan bus, kereta atau mobil. Untuk sementara kurangi aktivitas yang membutuhkan jalan kaki yang terlalu jauh, karena adanya ekstra beban kita untuk menggendong si kecil dan juga menjadi aktivitas yang cukup melelahkan buat si kecil. Selain itu bus, kereta dan mobil ini bisa menjadi tempat yang nyaman untuk tidur bagi si kecil. Selipkan dalam itenerary naik bus, kereta atau mobil saat jam tidur si kecil, sehingga saat sampai tujuan atau tempat wisata si kecil tidak rewel karena sudah beristirahat selama perjalanan. Jadi, misalnya dalam satu hari ada dua tempat yang ingin kita kunjungi, maka gunakan jam istirahat si kecil sebagai waktu untuk melakukan perjalanan ke tujuan kedua. Nah kalau ternyata tempat tujuan tersebut berdekatan dan tidak perlu naik kendaraan, carilah tempat yang cukup representatif agar si kecil bisa tidur dengan nyaman. Misalnya di bangku taman, rumah makan, tempat ibadah, atau kalau kembali ke tempat penginapan jika memang rutenya searah dan dekat.

Ketiga, sudah kita singgung sedikit di atas, buatlah itenerary dengan rapi. Jangan lupa untuk membaca review mengenai kota, negara atau wisata tujuan via situs yang terpercaya misalnya lonely planet atau trip advisor. Atau bisa dibaca di blog-blog para traveller. Biasanya ada tips trik yang bisa membantu kita untuk menyusun itenerarynya. Jangan lupa dicatat juga poin-poin pentingnya. Kalau bisa diprint dan kita bawa selama pejalanan. Supaya kita ingat dan memudahkan menyusun agenda. Kalau punya budget berlebih, silahkan membeli buku panduan wisata di toko buku. Tapi memang, kadang-kadang review yang paling pas itu dari blog traveller. Cenderung lebih objektif dan tidak disusupi banyak iklan. Selain itu info mengenai mode transportasi lebih variatif dan kita bisa mendapat info penginapan dengan harga yang lebih bersahabat.  Untuk agenda ini sifatnya fleksibel, artinya melihat situasi dan kondisi di lapangan. Nah, ada beda perbedaan cukup signifikan ketika kita mengajak anak yang usianya kurang dari tiga tahun dan yang usianya tiga tahun ke atas. Biasanya kalau masih di bawah tiga tahun, kita bisa berperan secara penuh untuk menentukan tempat yang dituju. Tapi, kalau anak kita sudah di atas 3 tahun, biasanya mereka akan mulai berani untuk menyuarakan pendapatnya. Misalnya menolak ketika kita ajak ke suatu tempat atau memilih di hotel saja saat merasa kecapekan. Untuk menyiasatinya selipkan dalam satu agenda yang bisa membangkitkan moodnya. Misalnya agendakan tiga puluh menit untuk bermain di taman. Untuk mempermudah, saat mencari penginapan, coba dicari yang ada fasilitas tersebut atau kalau ke tujuan tertentu cari rute yang melewati taman. Yang diminta anak bukanlah hal yang sulit kok papa mama, apalagi kalau backpaking ke luar negeri, fasilitas taman bisa dengan mudah kita temukan :)

Nah, terakhir, apa saja sih yang bisa kita bawa? Selain tas untuk membawa pakaian ganti, sediakan satu tas gendong yang akan dibawa selama berwisata. Menurut saya, sebaiknya kita invest lebih untuk mencari tas gendong ini. Bukan sekedar untuk gaya, tapi betul-betul yang nyaman kita pakai. Saya merekomendasikan untuk mencari tas punggung khusus dari merk-merk yang biasa dipakai para traveller. Ini bukan sekedar iklan, tapi berdasarkan pengalaman sangat membantu untuk mengurangi berat dan rasa capek. Bayangkan saja kita membawanya dari pagi sampai malam selama beberapa hari perjalanan. Dan secara perhitungan ekonomis akan menjadi barang yang worthed untuk dibeli karena kita pakai dalam jangka waktu yang cukup panjang. Isi tasnya paling banyak adalah perlengkapan si kecil. Bawa secukupnya, agar tidak terlalu berat. Masukkan baju ganti, popok, tisu, obat-obatan dasar (minyak telon, balsam anak, termometer, obat penurun panas), sabun mandi, jaket/selimut, payung, tempat minum, susu dan makanan si kecil. Kalau bisa disiapkan dari rumah, karena jika membeli di jalan cenderung lebih mahal. Kecuali untuk susu dan makanan, bisa disiapkan secukupnya. Untuk makanan, coba disesuaikan dengan usia anak, paling aman untuk membawa buah-buahan, roti atau biskuit. Handphone dan surat-surat penting seperti paspor, tiket pesawat sebaiknya ditaruh terpisah di tas kecil (misalnya tas pinggang), supaya mudah diambil dan mengurangi resiko hilang atau kecopetan. Ingat ya selalu bawa, jangan ditinggal di hotel. Peta dan panduan lokasi silahkan untuk dibawa juga.

Nah, sudah siap kan mama papa? Kalau sudah siap, yuk kita ajak si kecil ber-backpacker bersama kita :)

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer