Setelah posting mengenai tips backpaker dengan si kecil, selanjutnya saya akan sedikit berbagi pengalaman travelling saya dengan keluarga. Sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga kami untuk melakukan perjalanan antar kota, antar propinsi atau antar negara sebagai bagian dari hobi. Bagi saja travelling itu tidak hanya sekedar berkunjung dan mengunjungi objek wisata. Tapi justru yang paling menyenangkan adalah bagian awalnya mulai dari menentukan rute dan transportasi, tempat menginap hingga membaca banyak blog atau panduan untuk mengenal tempat yang akan dikunjungi. Berjalan-jalan bagi saya adalah sebuah proses mengenal budaya dan hasil kebudayaan manusia di berbagai tempat. Jadi saya sangat menikmati proses perjalanan, termasuk lika liku selama di perjalanan dan ketika mendapatkan keindahan di tempat yang kita kunjungi itu adalah suatu hadiah atau bonus untuk saya.
Rute terjauh yang pernah saya tempuh bersama keluarga adalah dari jakarta menyeberang melalui merak bakauheni, kemudian melintasi jalur barat sumatera menuju bengkulu dan palembang, dan pulang ke jakarta via jalur tengah sumatera. Perjalanan ini dilakukan selama 5hari 4malam. Hampir sepanjang waktu kami habiskan di dalam mobil, dan hanya 2 malam saja kami menikmati tidur nyaman di atas tempat tidur. Sisanya, tentu saja tidur di mobil. Melelahkan memang, namun begitu berharga pengalaman yang kami dapatkan sepanjang perjalanan ini.
Perjalanan dimulai start jam 11 malam dari jakarta. Tips untuk yang ingin melintasi jalur sumatera dengan kendaraan pribadi, sebaiknya menyeberang melalui merak bakauheni di jam malam. Lalu lintas dari jakarta menuju pelabuhan tidak padat sehingga waktu tempuh dari jakarta tidak terlalu lama, dan juga antrian penumpang menuju kapal juga tidak banyak. Pelayanan di pelabuhan merak juga sudah cukup baik dan teratur, dan bila kita menggunakan mobil, tarif sudah terhitung per kendaraan. Yang perlu diperhatikan adalah sesampai kita di bakauheni, karena lalu lintas di sumatera terbilang cukup rawan dibandingkan dengan jawa, sehingga kalau kita start dari bakauheni sebaiknya setelah subuh atau menunggu agak terang. Ketika melintasi propinsi lampung, perjalanan masih cukup aman karena masih banyak rumah di kiri kanan jalan. Namun ketika masuk jalur barat, jalanan sangat sepi. Rute ini memang jarang dilalui kendaraan umum dan pribadi. Hanya 1 atau 2 kendaraan saja yang lewat. Dan ini juga pertama kalinya saya travelling melintasi rute ini. Rutenya sangat indah, karena sepanjang jalan terlihat pantai yang masih alami. Atau saat masuk ke tengah hutan, suasana gemericik air dan udara yang segar masuk ke jendela mobil. Saya sempat was was juga melalui rute ini karena sepi sekali dan antar pemukiman jaraknya jauh. Untungnya sepanjang jalan ini sedang dalam perbaikan, sehingga masih bisa bertemu dengan rombongan pekerja yang sedang mengaspal jalanan.
Seingat saya, ada satu kampung adat yang kami lalui, yaitu pagar alam. Suasana pedesaan yang asri langsung membuat kami semua melongokkan kepala melalui jendela. Gerbang masuknya bertuliskan pagar alam, dan rumah adatnya berjajarar rapi. Pemukiman terbesar yang kami temui setelah melintasi pantai dan keluar masuk hutan :). Berhubung kami mengejar perjalanan untuk bisa sampai ke kota manna (bengkulu), kota pagar alam hanya kami lewati. Dan sore hari menjelang magrib akhirnya kami bisa sampai di manna. Bersua dengan salah satu sahabat suami yang tinggal menetap di kota ini bersama keluarganya. Barang titipan yang pertama turun adalah tanaman pengusir nyamuk. Kami menginap semalam di kota ini. Tentu saja, suguhan khas dari kota ini mirip dengan makanan palembang, empek-empek serta lempok durennya. Ada juga kue khas bengkulu, saya lupa namanya, rasanya manis dan legit serta berbentuk bulat. Esok paginya kami diajak ke pantai. Dan memang sepanjang pesisir barat sumatera, pantainya sangat indah. Masih bersih dan banyak sekali batu dan kerangnya. Ini yang saya sebut bonus.
Selepas siang kami segera berangkat, setelah puas minum kelapa muda (hampir setiap rumah punya pohon kelapa muda) untuk menuju palembang. Jalanan dari manna ke palembang lebih bersahabat, lebih ramai meskipun masih banyak perbaikan jalan di sana sini. Berhubung perjalanan masih jauh, kami menghabiskan malam di mobil. Perjalanan berlanjut, hingga sekitar jam 10 pagi kami mampir ke tempat teman saya di sekitar pusri. Ini bonus kedua dari rute perjalanan travelling kali ini, menengok anak teman saya yang masih kecil, halo dek raya dan mama virgi :). Dan siangnya saya diajak masuk ke komplek pusri, puter-puter sebentar dan berakhir dengan makan siang di rumah makan kenamaan di palembang. Masakannya enak, saya suka pepes ikannya yang dibumbui durian. Sedap nian! Kalau (suatu saat nanti) saya ke palembang lagi, sepertinya saya pengen mampir ke rumah makan ini lagi. Perjalanan berlanjut dengan mencari oleh-oleh yaitu empek-empek. Ada beberapa merk empek-empek yang cukup terkenal di palembang, dan tokonya bisa ditemui di pusat kota. 2 kardus empek-empek nangkring dengan manis di bagasi mobil. Lanjut dengan cari penginapan di kota palembang. Sore dan malam kami jalan-jalan melihat benteng kuto besak dan jembatan ampera. Hmmm, bagi saya amat sangat tidak nyaman berjalan-jalan di palembang saat hari gelap. Rasanya was-was karena banyak spot yang gelap tanpa penerangan. Petunjuk jalan juga kurang memadai. Dan yg lebih mengagetkan lagi, bau pesing yang menyeruak di sekitar jembatan ampera. Terpaksa kami menyudahi acara jalan-jalan malam ini, karena sepertinya memang tidak nyaman untuk berwisata malam di kota palembang. Menurut saya, ini salah satu peer bagi kota palembang untuk membenahi tempat wisata, karena jembatan ampera adalah salah satu ikon penting bagi kota palembang.
Esok paginya kami bergegas melanjutkan perjalanan, untuk pulang menuju jakarta. Ucapan selamat tinggal palembang berakhir di depan stadion jaka baring. Perjalanan via jalur tengah cukup padat dan ramai. Kami sempat mampir sebentar di lampung untuk membeli keripik pisang sebelum menuju bakauheni. Dan akhirnya dinihari kami sudah sampai di jakarta. Bonus ekstra travelling ke manna dan palembang yang saya ingat sampai sekarang adalah bau empek-empek di mobil yang tidak hilang sampai seminggu :(. Melelahkan namun menyenangkan!
Rute terjauh yang pernah saya tempuh bersama keluarga adalah dari jakarta menyeberang melalui merak bakauheni, kemudian melintasi jalur barat sumatera menuju bengkulu dan palembang, dan pulang ke jakarta via jalur tengah sumatera. Perjalanan ini dilakukan selama 5hari 4malam. Hampir sepanjang waktu kami habiskan di dalam mobil, dan hanya 2 malam saja kami menikmati tidur nyaman di atas tempat tidur. Sisanya, tentu saja tidur di mobil. Melelahkan memang, namun begitu berharga pengalaman yang kami dapatkan sepanjang perjalanan ini.
Perjalanan dimulai start jam 11 malam dari jakarta. Tips untuk yang ingin melintasi jalur sumatera dengan kendaraan pribadi, sebaiknya menyeberang melalui merak bakauheni di jam malam. Lalu lintas dari jakarta menuju pelabuhan tidak padat sehingga waktu tempuh dari jakarta tidak terlalu lama, dan juga antrian penumpang menuju kapal juga tidak banyak. Pelayanan di pelabuhan merak juga sudah cukup baik dan teratur, dan bila kita menggunakan mobil, tarif sudah terhitung per kendaraan. Yang perlu diperhatikan adalah sesampai kita di bakauheni, karena lalu lintas di sumatera terbilang cukup rawan dibandingkan dengan jawa, sehingga kalau kita start dari bakauheni sebaiknya setelah subuh atau menunggu agak terang. Ketika melintasi propinsi lampung, perjalanan masih cukup aman karena masih banyak rumah di kiri kanan jalan. Namun ketika masuk jalur barat, jalanan sangat sepi. Rute ini memang jarang dilalui kendaraan umum dan pribadi. Hanya 1 atau 2 kendaraan saja yang lewat. Dan ini juga pertama kalinya saya travelling melintasi rute ini. Rutenya sangat indah, karena sepanjang jalan terlihat pantai yang masih alami. Atau saat masuk ke tengah hutan, suasana gemericik air dan udara yang segar masuk ke jendela mobil. Saya sempat was was juga melalui rute ini karena sepi sekali dan antar pemukiman jaraknya jauh. Untungnya sepanjang jalan ini sedang dalam perbaikan, sehingga masih bisa bertemu dengan rombongan pekerja yang sedang mengaspal jalanan.
Seingat saya, ada satu kampung adat yang kami lalui, yaitu pagar alam. Suasana pedesaan yang asri langsung membuat kami semua melongokkan kepala melalui jendela. Gerbang masuknya bertuliskan pagar alam, dan rumah adatnya berjajarar rapi. Pemukiman terbesar yang kami temui setelah melintasi pantai dan keluar masuk hutan :). Berhubung kami mengejar perjalanan untuk bisa sampai ke kota manna (bengkulu), kota pagar alam hanya kami lewati. Dan sore hari menjelang magrib akhirnya kami bisa sampai di manna. Bersua dengan salah satu sahabat suami yang tinggal menetap di kota ini bersama keluarganya. Barang titipan yang pertama turun adalah tanaman pengusir nyamuk. Kami menginap semalam di kota ini. Tentu saja, suguhan khas dari kota ini mirip dengan makanan palembang, empek-empek serta lempok durennya. Ada juga kue khas bengkulu, saya lupa namanya, rasanya manis dan legit serta berbentuk bulat. Esok paginya kami diajak ke pantai. Dan memang sepanjang pesisir barat sumatera, pantainya sangat indah. Masih bersih dan banyak sekali batu dan kerangnya. Ini yang saya sebut bonus.
Selepas siang kami segera berangkat, setelah puas minum kelapa muda (hampir setiap rumah punya pohon kelapa muda) untuk menuju palembang. Jalanan dari manna ke palembang lebih bersahabat, lebih ramai meskipun masih banyak perbaikan jalan di sana sini. Berhubung perjalanan masih jauh, kami menghabiskan malam di mobil. Perjalanan berlanjut, hingga sekitar jam 10 pagi kami mampir ke tempat teman saya di sekitar pusri. Ini bonus kedua dari rute perjalanan travelling kali ini, menengok anak teman saya yang masih kecil, halo dek raya dan mama virgi :). Dan siangnya saya diajak masuk ke komplek pusri, puter-puter sebentar dan berakhir dengan makan siang di rumah makan kenamaan di palembang. Masakannya enak, saya suka pepes ikannya yang dibumbui durian. Sedap nian! Kalau (suatu saat nanti) saya ke palembang lagi, sepertinya saya pengen mampir ke rumah makan ini lagi. Perjalanan berlanjut dengan mencari oleh-oleh yaitu empek-empek. Ada beberapa merk empek-empek yang cukup terkenal di palembang, dan tokonya bisa ditemui di pusat kota. 2 kardus empek-empek nangkring dengan manis di bagasi mobil. Lanjut dengan cari penginapan di kota palembang. Sore dan malam kami jalan-jalan melihat benteng kuto besak dan jembatan ampera. Hmmm, bagi saya amat sangat tidak nyaman berjalan-jalan di palembang saat hari gelap. Rasanya was-was karena banyak spot yang gelap tanpa penerangan. Petunjuk jalan juga kurang memadai. Dan yg lebih mengagetkan lagi, bau pesing yang menyeruak di sekitar jembatan ampera. Terpaksa kami menyudahi acara jalan-jalan malam ini, karena sepertinya memang tidak nyaman untuk berwisata malam di kota palembang. Menurut saya, ini salah satu peer bagi kota palembang untuk membenahi tempat wisata, karena jembatan ampera adalah salah satu ikon penting bagi kota palembang.
Esok paginya kami bergegas melanjutkan perjalanan, untuk pulang menuju jakarta. Ucapan selamat tinggal palembang berakhir di depan stadion jaka baring. Perjalanan via jalur tengah cukup padat dan ramai. Kami sempat mampir sebentar di lampung untuk membeli keripik pisang sebelum menuju bakauheni. Dan akhirnya dinihari kami sudah sampai di jakarta. Bonus ekstra travelling ke manna dan palembang yang saya ingat sampai sekarang adalah bau empek-empek di mobil yang tidak hilang sampai seminggu :(. Melelahkan namun menyenangkan!
Nginep di prabumulih nya koq ga kesebut? Tidur nyamannya kan 3 malem ;)
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete